Minggu, 21 Juni 2009

akankah revolusi islam iran akan berakhir?

berkecamuknya suhu politik di iran pasca pemilihan presiden tanggal 12 juni lalu membawa iran kejurang perpecahan. adalah kubu kaum konservatif dan kubu reformis. kubu konservatif sendiri diwakili oleh capres incumbent mahmoud ahmadinejad dan kubu reformis diwakili oleh mantan perdana menteri yang kembali mencalonkan diri sebagai capres mir hossein mousavi. ahmadinejad menang mutlah dengan peroleh suara 64,77 % sedangkan mousavi mendapatkan 32,25 %. sebelumnya mousavi telah menyatakan kemenangan. inilah yang kemudian terjadinya konflik, ribuan orang pendukung mousavi turun kejalan dengan menggenakan baju hitam dan aksi diam.

konservatif vs reformis
spirit terjadinya revolusi islam adalah menggulingkan sistem monarki shah iran reza pahlevi. bersatunya kaum intelektual dari islam nasionalis, sekuler nasionalis, para mullah (ulama), kelompok pedagang dan kelompok kiri untuk menggulinkan kekuasaan absolut shah iran. tahun 1979 revolusi yang dipimpin ayatollah imam khomeini berjalan dengan sukses.
kini pasca revolusi yang terjadi sesungguhnya adalah ego kaum elite baik itu dari kubu konservatif maupun reformis. walaupun iran menganut sitem presidential bukan berarti presiden adalah pimpinan tertinggi mamun dewan garda adalah badan legislatif tertinggi di iran. dewan garda beranggotakan 6 ulama senior yang saat ini dipimpin oleh ayatollah ali khamenie. namun presiden berhak memilih para menteri dan mengatur negeranya. khamenei hanya bertugas sebagai pengawas dan pimpinan tertinggi iran. sebelum pemilu capres dilaksanakan, terlebih dahulu dewan garda menyaring kandidat-kandidat yang layak menjadi presiden. mereka adalah mahmoud ahmadinejad, mir houssein mousavi, mehdi karroubi, mohsen rezaie. ditahun 2005 mahmoud ahmadinejad dari kubu reformis penerus khatami memenangkan pemilihan presiden. ahmadinejad yang saat itu tidak terkenal mampu mengalahkan mantan presiden terkenal hashemi rafsanjani dari kubu konservatif. kemungkinan karena penampilan yang sederhana dan berasal dari akademisi yang memiliki niat anti korupsi dan bersih mampu menyedot para pemilih secara luas.


campur tangan asing
seiring dengan berjalannya waktu ahmadinejad yang semula reformis ternyata begitu dekat dengan pemimpin tertinggi iran, ali khamenei dan kubu konservatif. pernyataan-pernyataan ahmadinejad sendiri begitu keras terhadap musuh-musuh iran yaitu israel dan amerika. pernah kita dengar dari mulutnya untuk mengahapus peta israel dari dunia, membuat pernyataan bahwa peristiwa holocaust adalah omong kosong dan mengecam amerika karena mencapuri iran yang memiliki program nuklir. sekitar tahun 2006/07 saya pernah mendatangi ceramahnya di uin jakarta. di bertutur, jika negeranya memiliki nuklir untuk kemaslahatan rakyatnya kenapa mereka(amerika) justru melarangnya sementara israel diperbolehkan. begitu kira-kira pidatonya mengagumkan saya.
kedekatannya dengan kubu konservatif membuat kaum reformis kecewa dan berniat menggulingkannya dipemilu tahun ini. sepertinya aksi demo yang berlangsung ini tidak luput dari campur tangan pihak-pihak asing yang ingin menjatuhkan ahmadinejad. bagaimana mungkin dengan selisih 11 juta suara pemilu kali ini dikatakan curang. jika selisihnya hanya 100.000 atau 200.000 suara masuk akal bila dikatakan pemilu curang.


harus bertindak cepat
jika aksi demo terus berlangsung dan campur tangan pihak asing terjadi, kemungkinan akan ada revolusi jilid 2. bukan hanya menggulingkan ahmadinejad tapi juga menghapus dewan garda dan pemimpin tertinggi. ada baiknya jika diadakan perhitungan ulang bukan pemilu ulang dan bijak menghadapi para pendemo tanpa sikap-sikap anarkis. ahmadinejad adalah segelintir orang dari sedikit kepala negara yang berani, berkarakter tegas dan lantang kepada israel dan amerika. apa jadinya jika iran tidak memiliki pemimpin yang berkarakter seperti ahmadinejad.


JRprgdst-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar