Kamis, 27 Agustus 2009

efek "butterfly in the stomach"


ini adalah sensasi, efek, atau esensi sebuah gejolak asmara. bagi pria pemalu dan canggung sensasi ini dapat menahan lapar yang berkepanjangan, mengubah dingin menjadi hangat, menggerakkan langkah-langkah menjadi ringan, menguatkan daya tahan tubuh 2 kali lipat dari tenaga kuda bahkan tenaga surya. seperti candu yang merasuk menyeruak kedalam relung hati yang paling dalam, melihat wajahnya adalah sebuah kenikmatan bagi penglihatan dan kesengsaraan bagi rasa yang terpendam. inilah gejolak.

aku pemalu? ah rasanya tidak! mungkin tidak punya nyali? emmm bisa jadi! keterbatasan nyalilah yang mampu membendungnya. aku ingat dalam jarak 5 meter, lidah ini ingin berucap mengajaknya untuk menginjak rumput-rumput hijau ditaman kota dikala senja..ahh matahari pasti iri jika ini terjadi. atau sekedar makan malam yang diakhiri nonton bioskop. atau nonton bioskop yang diakhiri makan malam. apapun rencananya, pastilah sempurna. yang kemudian saling melempar senyum, menatap dan mengunci pandangan mata lekat-lekat yang sesekali bersentuhan walau hanya ujung-ujung jemari kita. namun apa jadinya jika dalam jarak 5 inch darinya, lidah ini berubah menjadi kelu, minuman isotonikpun menjadi tawar, bumi seperti berputar dengan tiba-tiba, kata-kata menghilang bersama runtuhnya keberanian. terkadang hanya sanggup tersenyum kecil, menatapnya sejenak dan terbata-bata dibuatnya. itulah yang terjadi.

aku adalah sipencuri pandangan yang dilakukan sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan secara terus terang, sesekali kami berbenturan mata beberapa detik sebelum akhirnya berpaling kemudian beradu lagi.inilah kenikmatan yang melebihi kopi pagi. lalu kemudian saling senyum. dunia dibuatnya indah didepan kedua bola matanya. jika memang cinta membuatku tidak punya nyali, maka untuk apa kesempatan selalu ada? kebayakan orang hal seperti ini akan berkata "biar waktu yang bicara". tidak buatku, untuk ku keadaan dan kesempatan inilah yang aku nikmati. menikmati "keapaadaannya" dengan jujur dan tulus dan bila masih ada rasamu untukku maka akan ku tererabas ketakutan itu! kemudian mencintaimu dengan sederhana. bukankah cinta itu sederhana?



jkt 0809

Tidak ada komentar:

Posting Komentar