(judul diambil dari grafiti sebuah kampus)
Kita adalah masing-masing yang datang kedunia ini lewat sebuah undangan yang diundang oleh pihak pengundang tertera nama yang jelas dan pengirim yang jelas. sebagian orang menerimanya dengan senyum yang tenang dan sebagian orang yang lain menerimanya dengan teriakan, tangisan, kesombongan, kekecewaan, putus asa, ketidak pastian bahkan sebagian orang mengacuhkan undangan tersebut. padahal tidak seorangpun yang dapat menghindari atau lari dari undangan itu.
bahwa hidup layaknya seperti hiruk pikuk yang menggema dan waktu adalah kesibukan yang sia-sia bila dikhianati. banyak tawa terbahak-bahak bagi yang lucu atau tangis tersedu-sedu untuk akhir yang tragis. setiap pesta adalah kesenangan yang tampak dari luar. mengenakan pakaian terbaik yang terkadang terbalik, jamuan ternikmat walau menunya itu-itu saja, hiburan yang mengumbar nan membosankan. semua terasa semu bila diulang-ulang.
pesta bukan hanya milik rumah-rumah yang besar, bukan hanya milik orang-orang berlabel. pesta hadir di pinggir-pinggir kali walau bertelanjang kaki. pesta hadir di rumah-rumah ibadah melalui sorban dan tangan-tangan yang mengepal. pesta ada disetiap pemakaman sekalipun air mata tidak bisa dibendung. pesta ada dirumah-rumah gribik dengan penerangan petromaks sekalipun. pesta adalah kesenangan bagi kesedihan. dan kesedihan bagi kesenangan.
semuanya tidak akan pernah usai sampai mati lampu. menjadi gelap adalah akhir dari semuanya. dan ketakutanpun bergulung-gulung, jiwa terombang-ambing. dan inilah saat pesta yang sesungguhnya akan digelar. lagi-lagi melalui undangan. tertera nama yang jelas dan pengirim yang jelas. kehadirannya tidak bisa diwakili. dan kitapun berbondong-bondong membawa diri masing-masing. pakaiannya bukan lagi kesombongan. dimana hitam dan putih tidak bisa disembunyikan dan penyesalan selalu terlambat. dan tanpa disadari tertulis disudut kanan bawah undangan tersebut. turut mengundang: iblis dan setan.
jkt
010909
1430 H